Total Pageviews
Monday, February 28, 2011
DPR Membuka pintu dialog dengan Pondok pesantren (Menemukan solusi permasalahan perkembangan pendidikan Islam di Indonesia)
Senayan - Anggota komisi VIII DPR RI, Iskan Qolba Lubis mengatakan , Pemerintah perlu memberi perhatian terhadap perkembangan pondok pesantren di Indonesia sebagai upaya menemukan format ideal pendidikan Islam.
Menurut Iskan, hal tersebut penting karena keberadaan pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan asli Indonesia harus tetap dilestarikan dan diperhatikan perkembangannya,
“Pondok pesantren di tengah-tengah masyarakat selain untuk memberdayakan masyarakat juga sebagai wadah untuk menyiapkan kader-kader Ulama yang mampu menguasai dan memahami Al-Qur’an dan al hadis secara baik dan benar dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat”papar iskan
Namun demikian pondok pesantren tak lepas dari permasalahan, Di Pesantren belum banyak yang mampu merumuskan visi misi dan tujuan pendidikan secara sistimatik yang tertuang dalam program kerja yang jelas,Sehingga tahapan pencapaian tujuan juga cenderung bersifat traditional dan kurang memperhatikan perkembangan metode pembelajaran maupun sarana yang baru .Sistem kepeminpinan sentralistik yang tak sepenuhnya hilang sehingga acapkali mengganggu lancar mekanisme kerja kolektif padahal banyak perubahan yg tak mungkin tertangani oleh satu orang.kurangnya perhatian pemerintah ataupun yayasan terhadap kesejahteraan guru dan pegawai juga ikut menjadi kendala dalam pengembangan Sumber daya Manusia di pesantren
”Dengan adanya Rapat Dengar Pendapat pada hari ini, DPR membuka pintu bagi Pondok Pesantren untuk berkontribusi dalam pengembangan Sumber Daya Manusia dan kendala yang dihadapinya“ Tegas Iskan.
RDP direncakan akan dimulai pada pukul 10.00 pada dengan mengundang beberapa pondok pesantren antara lain Pimpinan Ponpes Bunten Cirebon, Maslakul Huda, Krapyak Yogya, Darus salam Gontor, Lirboyo Kediri, Khusnul Khotimah
Menurut Anggota DPR RI Daerah Pemilihan (Dapil) Sumatera Utara “Saatnya membuktikan bahwa pemerintah mampu memberikan pelayanan pendidikan islam yang baik bagi warga negara nya, jangan sampai banyak orang tua yang lebih memilih menyekolahkan anaknya kenegara tetangga ketimbang negara sendiri karena konsep dan metode pendidikan kita tidak jelas “himbau Iskan .
Menurut Iskan, hal tersebut penting karena keberadaan pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan asli Indonesia harus tetap dilestarikan dan diperhatikan perkembangannya,
“Pondok pesantren di tengah-tengah masyarakat selain untuk memberdayakan masyarakat juga sebagai wadah untuk menyiapkan kader-kader Ulama yang mampu menguasai dan memahami Al-Qur’an dan al hadis secara baik dan benar dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat”papar iskan
Namun demikian pondok pesantren tak lepas dari permasalahan, Di Pesantren belum banyak yang mampu merumuskan visi misi dan tujuan pendidikan secara sistimatik yang tertuang dalam program kerja yang jelas,Sehingga tahapan pencapaian tujuan juga cenderung bersifat traditional dan kurang memperhatikan perkembangan metode pembelajaran maupun sarana yang baru .Sistem kepeminpinan sentralistik yang tak sepenuhnya hilang sehingga acapkali mengganggu lancar mekanisme kerja kolektif padahal banyak perubahan yg tak mungkin tertangani oleh satu orang.kurangnya perhatian pemerintah ataupun yayasan terhadap kesejahteraan guru dan pegawai juga ikut menjadi kendala dalam pengembangan Sumber daya Manusia di pesantren
”Dengan adanya Rapat Dengar Pendapat pada hari ini, DPR membuka pintu bagi Pondok Pesantren untuk berkontribusi dalam pengembangan Sumber Daya Manusia dan kendala yang dihadapinya“ Tegas Iskan.
RDP direncakan akan dimulai pada pukul 10.00 pada dengan mengundang beberapa pondok pesantren antara lain Pimpinan Ponpes Bunten Cirebon, Maslakul Huda, Krapyak Yogya, Darus salam Gontor, Lirboyo Kediri, Khusnul Khotimah
Menurut Anggota DPR RI Daerah Pemilihan (Dapil) Sumatera Utara “Saatnya membuktikan bahwa pemerintah mampu memberikan pelayanan pendidikan islam yang baik bagi warga negara nya, jangan sampai banyak orang tua yang lebih memilih menyekolahkan anaknya kenegara tetangga ketimbang negara sendiri karena konsep dan metode pendidikan kita tidak jelas “himbau Iskan .
Subscribe to:
Posts (Atom)